Header Ads

Rayakan Waisak, Warga Buddha Dukuh Temetes Sambangi Warga Muslim


Turyanto saat menyampaikan kedatangan ummat Buddha di mushola Almanar Dukuh Temetes.
TEMETES, wonoharjonews - Perayaan Hari Raya Waisak 2526 BE tahun ini bagi umat Buddha di Dukuh Temetes sungguh berbeda dibanding tahun sebelumnya.

Selain mendekatkan diri pada budaya, nuansa persaudaraan antar sesama juga terlihat lebih mengharukan. Nampak saat mereka menyambangi umat muslim Dukuh Temetes di mushola Almanar selepas sholat terawih, Selasa malam (29/5).

Kehadiran mereka menjadi hal yang menarik, disaat rasa toleransi umat beragama diluar sana banyak ternodai oleh hal negatip. Nuansa persaudaraan sebagai sesama warga Desa Wonoharjo terlihat nyata.

Sebelumnya sebagai rangkaian perayaan Tri Suci Waisak diadakan beberapa kegiatan diantaranya, ziarah dan bersih-bersih makam, kenduri dan Ibadah di Wihara. Pada malam harinya diadakan pawai Pelita menuju Mushola Almanar sehabis Tarawih untuk silaturahmi.

Selain itu tradisi sungkeman kepada orangtua dan sesepuh serta tradisi ujung-ujung atau open house keluarga kembali dilakukan.
Di beberapa desa ada yang mulai memasang penjor dari janur, bunga, dan sebagainya serta tradisi sesaji yang sudah ramah lingkungan, dengan menghindari bahan plastik atau gabus.
Candi-candi, punden-punden, pohon besar, sumber mata air dan sebagainya, mulai kembali lestari sebagai pusat ritual Waisak.

Warga Buddha Dukuh Temetes juga melantunkan puja dalam seni budaya Jawa. Mereka menggunakan alat gamelan seadanya, demi bisa memeriahkan Waisak dengan tembang Badra Santi.

Turyanto, Kepala Dusun Temetes yang juga tokoh agama menjelaskan, prosesi dan rangkaian perayaan Waisak warganya merupakan tradisi umat Buddha Temetes.

"Biasanya kalau pas waisak kita ke Borobudur, prosesi itu di lakukan di sana. Kegiatan anjangsana biasanya kita lakukan dari rumah kerumah tapi karena waktu kebetulan umat islam sedang tarawih di mushola kita langsung kunjungan ke mushola sehabis tarawih", jelasnya. (h4r/adm)