Header Ads

TFT Indonesia Dirikan Pusat Pembelajaran PSDA di Wonoharjo

Selamatan pembukaan Pusat Pembelajaran TFT Indonesia di Dusun Lemungsur, Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kebumen dihadiri oleh sejumlah tokoh lokal. Masyarakat berharap mendapatkan manfaat positif untuk pengembangan perekonomian desa. Foto:SM dok
KEBUMEN, Wonoharjonews - Sebuah pusat pembelajaran baru saja didirikan di Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kebumen. Penggagasnya The Forest Trust (TFT) Indonesia, lembaga non-pemerintahan internasional yang bergerak di bidang pendampingan terhadap isu Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA).

Joko Ganjar Pranowo S.Sos, Camat Rowokele berharap berdirinya pusat pembelajaran tersebut dapat memberikan manfaat positif bagi warga setempat. Dikatakannya Wonoharjo merupakan salah satu desa di Kabupaten Kebumen dengan tingkat kemiskinan cukup tinggi.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada TFT yang telah memilih desa yang terpencil ini sebagai pusat pelatihan. Saya berharap masyarakat bisa ikut belajar sehingga tidak lagi merasa miskin dan terbelakang,” katanya saat memberikan sambutan selamatan pembukaan Learning Center yang diadakan oleh manajemen TFT Indonesia, beberapa bulan yang lalu.

Sependapat, Sri Budi Murnianto Kepala Desa Wonoharjo mengapreasi langkah yang dilakukan oleh TFT bersama mitra lokalnya Koperasi Taman Wijaya Rasa (Kostajasa). Dikatakannya selama ini Kostajasa telah memberikan dampak positif bagi peningkatan perekonomian warga dan sekaligus melakukan penghijauan di desanya.

Miniatur Pengelolaan Aspek Sosial dan Lingkungan

Learning Center yang digagas oleh TFT ditujukan sebagai pusat pelatihan terkait PSDA. Tema-tema yang dipelajari antara lain Free Prior Informed Consent (FPIC), SIA (Social Aspect Assestment), Participatory Mapping (PM).

M. Aminuddin menjelaskan FPIC merupakan kesepahaman para pihak terhadap pemenuhan hak-hak masyarakat lokal. Dalam prakteknya, setiap rencana pengusahaan sumberdaya alam berpotensi menimbulkan dampak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat lokal. “Melalui pendekatan FPIC ini, pengusahaan sumber daya alam diharapkan tidak mengganggu livelihood masyarakat setempat dan terjaganya hubungan harmonis antara masyarakat dan entitas pengelola sumber daya alam,” terangnya.

Dalam kunjungannya hari ini (2/3), Gunadi staf pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen menyampaikan hadirnya Pusat Pembelajaran di Wonoharjo dapat mendorong pengembangan komoditas masyarakat setempat. Dari pemerintah kabupaten, tambahnya, menyatakan siap untuk memfasilitasinya.

Dipilihnya Desa Wonoharjo sebagai lokasi karena kondisi alamnya yang representatif untuk lokasi pembelajaran. Kondisi geografis desa Wonoharjo berupa dataran tinggi. Sebagian besar warganya hidup dari hasil perkebunan seperti karet, cengkeh, kopi, pala dan komoditas lainnya.

“Kalau kita ingin bicara soal pengelolaan lingkungan, inilah minaturnya. Selain kondisi landscapenya yang menarik untuk model pengelolaan lingkungan, masyarakatnya juga masih menjaga nilai-nilai kearifan lokal,” terang Aris Priyambodo, Kepala Kantor Perwakilan TFT Indonesia.

Di Learning Center saat ini sedang berlangsung kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh mitra kader lokal TFT yang berasal dari Kalimantan dan Sumatera. Fitra Budiawi, staff TFT untuk program Rurality yang ditempatkan di project Desa Aek Godang, Padang Lawas Utara, Sumatera Utara, mengaku nyaman dan betah mengikuti pelatihan di tempat ini.

Ditambahkan oleh Rostanto staf Learning and Knowledge di TFT Indonesia, pihaknya akan kembali mengadakan kegiatan yang akan diikuti oleh peserta dari beberapa daerah di tanah air dalam minggu depan.

“Kegiatan CSE Belajar Bersama Social Spesialist angkatan VI akan diadakan di sini selama 10 hari. Sebagai outputnya, diharapkan terjadi transformasi perspektif dan pengetahuan peserta dalam pengelolaan sumber daya alam yang bertanggungjawab,” katanya.(ER Maya/CN19/admin)